Mabuk Kelapa Muda
Thursday, March 03, 2016
Selamat
pagi pembaca yang budiman. Pagi ini ditemani secanggik teh manis semoga mampu
membangkitkan gairah menulis. Semoga!
“Gak
kerasa banget ya udah masuk bulan maret, kayaknya baru aja kemaren tahun
baruan”. Kata-kata yang sering gue liat klo awal bulan di berbagai sosial media.
Klo
gue liat ada yang nulis atau bilang gitu. Gue langsung reflesk tarik kupingnya
terus gue bilang “BULSHIT..!!!”. Ya menurut
gue sangat-sangat tidak masuk akal klo bilang gak kerasa. Emang lo cuma
hibernasi aja selama ini sampe gak kerasa.
Ahh
sudah lah... Tingkalkan orang yang hibernasi itu...
Cerita
gue kali ini terkait dengan cuaca yang cukup ekstrim yang terjadi beberapa hari
belakang ini. Cuaca yang begitu ekstrim memperlihatkan eksistensi dari empunya
kehidupan ini. Kadang gue takut bukan hanya hujan yang runtuh ke bumi melainkan
langit. Sungguh mengerikan!
2
hari yang lalu saat menjelang malam, terjadi hujan badai yang sangat lebat.
Kebetulan keluarga gue komplit sedang ada di rumah.
Terlihat
Ayah dan Ibu gue sedikit panik. Gue merasakan kepanikan beliau, ini terlihat
dari cakra yang gue rasakan, sedangkan adik-adik gue tetep enjoy tiduran di
kamar dengan selimut tebal bermotif binatang yang terlihat absurd. Gue pun
mencoba menanyakan kepanikan itu dengan sedikit berbasa-basi.
“Yah..
Hujannya deres banget?” Ucap gue dengan penuh senyum.
“Iya,
kayaknya kemaren-kemaren gak sederes ini. Ayah cuma takut pohon kelapa di
samping rumah kita ini nih.” Jawab Ayah dengan jelas mengenai kepanikan beliau
tanpa gue tanya dulu.
“Iya
yah, klo hujan gini pohon-pohon udah pada mau roboh semua. Bikin ngeri...”
Jawab gue.
“Ki...
ambil ember di kamar mandi. Tolong taro di ruang tamu.” Seru ibu gue yang
memutuskan pembicaraan dengan Ayah.
“Iya
bu.” Jawab gue berjalan menuju kamar mandi.
Gue
pun bergegas menuju kamar mandi. Tanpa komando, gue langsung menuju ruang tamu.
Bukan untuk melihat tamu tak di undang yang datang di tengah badai, bukan kok.
Gue
pun melihat bocor dari atap rumah. Padahal klo dilihat-lihat tidaklah bolong.
Ya mungkin ini salah satu sifat air yang mampu meresap di berbagai celah.
Pelajar kelas 1 SMP, 9 tahun yang lalu. Hayo... Apa lagi sifat-sifat air?? *Jadi
berasa tua gini... hehe...
[Baca
juga: Kenangan itu...]
Dengan
cermat gue langsung menaruh ember tepat di tetesan hujan yang semakin deres
dengan disertai sahabat setia, sang petir!.
Setelah
itu gue langsung masuk kamar, menghangatkan badan dengan selimut yang cukup
tebal. Karena suasana yang sangat mendukung, gue akhirnya tertidur dengan
pulasnya.
Keesokan
harinya yang cukup cerah, gue melihat tanda kebenaran bahwa semalam memang hujan
begitu lebat sangat terlihat. Pekarangan rumah terlihat masih banyak genangan
air. Terlihat juga cacing-cacing sedang asyik berenang-renang dalam genangan
air. Selain itu musik ala katakpun terdengar begitu merdu. Tau kan nyanyian
katak dikala bermain air setelah hujan? Gue gak paham si mereka bicara apa,
yang gue yakin pasti mereka lagi bersyukur dengan datangnya hujan semalam.
Pagi
ini seperti biasa gue hanya berdua di rumah. Ayah sudah berangkat kerja dan
adik-adik udah pada berangkat sekolah. Saat gue sedang duduk di sofa sambil
menyelam di dunia maya yang fana, gue dikejutkan dengan suara bising di
belakang rumah. Dengan bergegas gue beranjak dari sofa menuju sumber suara.
Gue
langsung bertanya ke ibu gue yang sedang di dapur.
“Suara
apa tadi bu?” Tanya gue bingung,
“Itu
suara mau nebang pohon kelapa di belakang rumah. Klo gak di tebang, Ibu was-was
mulu klo hujan” Jawab Ibu dengan tegas.
“Oh...
Iya bu. Takut hujan kayak semalam ya...” Ucap gue langsung keluar.
Gue
pun keluar dan duduk manis untuk mencari tempat yang aman. Cukup banyak yang
menonton adegan ini. Dari orang tua hingga anak-anak, layaknya sedang menonton
sirkus. Terlihat raut wajah Pak Tukang yang akan menebang pohon kelapa berubah
warna. Bukan berubah jadi ijo kayak hulk, tapi berubah menjadi merah menyala
dengan otot-otot kepala yang menampakkan kekuatannya. Mungkin klo otot itu bisa
bicara, bakalan bilang “Gue ini kuat dan tahan lama lho!”. Eh ini mah iklan Mak
Erot yang sering gue liat... hehe...
Beberapa
menit kemudian terdengar suara “Prrtakkkkk gebrukkk”. Suara pohon kelapa jatuh
ke tanah dengan gemulai nan aduhai. Langsung setelah pohon kelapa jatuh gue
mendekat. Patut diingat gue disini bukan mau bantuin motong pohon kelapa ya...?
Disini gue cuma mau ambil kelapa muda yang bikin air liur hampir menetes sejak
tadi. Tanpa komando gue langsung mengumpulkan kelapa yang berserakan. Jika
beruntung dapet kelapa muda yang sudah terbelah dengan seksama dan dalam tempo
yang sesingkat-singkatnya gue habiskan air kelapa muda yang terasa lebih segar.
Mantep bener pokoknya.
Oh
iya, kata temen-temen gue yang cowok, air dan daging kelapa muda ini baik untuk
ngisi amunisi cowok lho. Tapi Gue belum maksud masalah ini.*Muka polos...
hehe...
Setelah
puas dengan air kelapa muda yang seger pake banget. Gue pun dengan nafsu
membelah kelapa muda, sangat terbayangkan kenikmatan dari kelembutan kelapa
muda. Benar saja, kelapa muda ini seperti ekspektasi awal. Klo kata Soni Wak
Wak mah kelapa muda ini gurih-gurih nyoy.. haha
Ibu
gue terlihat sedang membelah kelapa muda ini. Gue sebagai anak yang baik dan
suka menabung dengan sukarela membantu beliau. Kelapa muda pun di serut dengan
sendok lalu di taro di wadah. Gue yakin banget ini mau di buat es kelapa muda.
Air liurpun kembali menetes ke lantai.
Beberapa
menit kemudian Ibu memanggil gue.
“Ki...
Esnya udah jadi nih. Mau gak?” Tanya ibu gue agak keras, karena gue lagi ngecek
HP di kamar.
“Iya
bu.” Ucap gue dengan berlari layaknya atlet menuju sumber suara.
Jujur,
gue udah kenyang. Tapi hanya orang bodoh yang menolak kelezatan ini. Gak mau di
cap bodoh, gue langsung mengambil segelas es kelapa muda.
“Anjirrrr....
Enak banget!!!” Ucap gue dalam hati.
Gak
cuma satu gelas, dua gelas, gue bergelas-gelas menghabiskannya. Hanya suara
sendawa yang keluar dari mulut ini. Suara sendawa yang kekenyangan kelapa muda
ini malah mirip suara kentut ya. Ah sudah lah, gak usah dipikirin yang penting
lezat.
Beberapa
menit kemudian. Tiba-tiba perut gue kayak orang hamil 5 bulan. Gue pun langsung
tergeletak di lantai kayak orang mabuk. Bedanya gue ini mabuk kelapa muda!