Indonesia Darurat Sampah
Thursday, February 25, 2016
Kemarin
tepat tanggal 21 Februari 2016 ramai diperbincangkan tentang sampah di berbagai
media di Indonesia. Disini yang gue ceritakan bukan sampah masyarakat kok, jadi
gak usah takut tersinggung :P
Agak
terlambat ngepos memang. Tapi biarlah ya, yang penting khasrat gue tersalurkan
lewat tulisan ini.
Akhirnya
kemaren ini, dengan kuota yang sudah menipis. Gue pun penasaran kenapa tanggal
21 yang dijadikan hari sampah nasional. Gue pun mulai mencari-cari bukti
layaknya detektif sedang memecahkan kasus pembunuhan. Tapi disini gue gak pake
jaket item, topi, atau perlengkapan ala detektif kok. Gue belum sanggup
belinya.
Setelah
beberapa saat, akhirnya gue menemukan fakta bahwa tanggal 21 ferbruari di jadikan
hari sampah itu karena peristiwa yang cukup mencengangkan. WOW.!!
Hari
sampah nasional merupakan peringatan untuk mengenang peristiwa di TPA (Tempat
Pembuangan Akhir) Leuwigajah. Tau gak TPA Leuwigajah dimana? Klo gak tau
berarti saat maen kalian sok bersih and gak mau kotor. Padahal berani kotor itu
baik, terus klo kotor pake deterjen itu. *Kok jadi iklan yaa..
Pada
kejadian di TPA Leuwigajah itu, sampah menjadi mesin pembunuh yang merenggut
nyawa hampir sekitar 157 jiwa. Peristiwa tersebut terjadi akibat curah hujan
yang tinggi dan ledakan gas metana pada tumpukan sampah. Akibatnyanya dua
kampung (Cilimus dan Pojok) hilang dari peta karena tergulung longsor sampah
dari TPA Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat yang terjadi pada 21 Februari 2005.
Tragedi ini memicu dicanangkannya hari peduli sampah nasional yang di
laksanakan setiap tanggal insiden kejadian. Gimana? Udah mulai kotor kah otak
kalian oleh pengetahuan ini?
Tidak
hanya berkotor di dunia nyata, Bahkan di sosial media menjadi trending topik. Para
netizen berbondong-bondong ikut meramaikan hastag #BebasSampah2020. Sebagai
pengguna twitter yang aktif dengan followers masih sedikit. Gue pun ikut
berpartisipasi dalam hastag tersebut. Tujuan gue ikut berpartisipasti pun
terbilang cukup mulia, yaitu agar akun gue banyak di follow temen-temen yang
berpartisipasi dengan hastag. Klo kalian punya akun twitter. Follow ea kakak
twiiter gue ini @banyolanesia. Thanks ^_^
Kesimpulan
yang terlintas tentang #BebasSampah2020. Mungkin cita-cita bangsa ini ingin
bebas dari sampah di tahun 2020. Bisakah demikian? Tentu bisa jika kita
sama-sama bergerak.
Jangan
sampe ada yang mikir bilang. “Ah masih lama kok, kan 2020” Mungkin itu
pernyataan yang salah yang wajib kita luruskan. Seharusnya di mulai dari sekarang
karena faktanya memang sangat mengkhawatirkan. Negara Indonesia menjadi
peringkat 2 di bawah china yang menjadi penghasil sampah terbesar. Sangat
mengkhawatirkan bukan?
Masih
belum mau bergerak?! Mungkin udah ketutup pikiran kotor kali ya?
Faktanya
Lebih dari 1 trilyun sampah plastik di gunakan setiap tahun di dunia (Menurut Earth Policy Institute), gila!!! Banyak
banget.!!
Hebatnya
lagi sampah plastik ini sangat sulit terurai. Gue liat dari beberapa sumber
dinyatakan bahwa dalam keadaan baik dengan kepadatan tinggi, membutuhkan waktu
lebih dari 20 tahun untuk terurai. Jika dalam keadaan kurang ideal (tempat
pembuangan sampah misalnya), butuh waktu lebih dari 500 tahun untuk plastik
dapat terurai (Menurut Sciencelearn.org).
Sangat mencengangkan bukan!
Nah,
oleh karena semakin mengkhawatirkannya sampah plastik bagi seluruh makhluk
hidup. Kemarin bertepatan dengan hari sampah nasional Kementrian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberlakukan sistem kantong plastik berbayar yang
akan di ujicoba di 22 kota di seluruh Indonesia.
KLHK
memberikan harga minimal sebesar Rp 200. Namun sejumlah kota ada yang menetapkan
harga yang lebih tinggi agar mau merubah kebiasaan dengan membawa tas belanja
sendiri dari rumah yang ramah lingkungan tentunya.
Mungkin
banyak yang pernyatan di luar sana yang kayak gini.
“Ah..
cuma 200 mah kecil, daripada repot-repot kan” Sebenernya bukan masalah kecil
atau besarnya harga. Menurut gue disini pemerintah ingin merubah pola kebiasaan
dengan membawa atau menggunakan tas belanja yang ramah lingkungan. Klo terlalu
besar juga akan membebankan rakyat yang sudah kena candu sama yang namanya
kantong plastik. Mungkin ada yang sakau klo sehari gak liat kantong plastik.
Mungkin si...
Mungkin
ada juga cuitan begini dari masyarakat “Kok, gak sekalian di tutup aja sih
perusahaan yang bikin kantong platik, klo emang ngerusak?”
Ya
mungkin itu bisa aja di lakukan pemerintah. Namun yang bergantung pada sektor
ini jelas tidak sedikit bukan? Jika benar langsung di tutup akan menambah permasalahan
baru. Gue aja yang pengangguran belum dapet kerjaan, eh udah nambah lagi
masalah negeri ini. Gue yang pernah belajar sedikit tentang ekonomi, dimana
hukum permintaan dan penawaran akan selalu berhubungan. Jadi gini, dengan kita
tidak memakai kantong plastik, jelas perusahaan tadi lama kelamaan juga akan
bangkrut dengan sendirinya karena permintaan masyarakat menurun drastis, atau
mereka yang mampu bertahan dengan mengganti kantong plastik dengan
kantong-kantong yang ramah lingkungan. Lebih bijak bukan? ^_^
Jujur...
gue nulis ini bukan sok bijak atau gimana. Bahkan bisa dibilang gue sakau klo
gak pake kantong plastik seharian. Gue juga baru tau dampak yang mengerikan
tentang bahaya dari kantong plastik setelah liat di televisi. Makanya gue
pengen berubah, minimal sedikit mengurangi.
Di
tempat gue tinggal juga belum menerapkan kantong plastik berbayar kok. Tapi
mungkin bukan menjadi alasan untuk gue dan kalian semua tidak ikut dalam
pergerakan yang sangat positif ini. Gerakan yang akan membawa manfaat besar
bagi bumi kita tercinta. Minimal mampu merubah kebiasaan kita untuk menjaga dan
melestarikan alam tercinta. Semoga cita-cita bangsa ini yang memimpikan bebas
sampah di tahun 2020 dapat tercapai dengan baik. Aamiin...
[Baca juga: Penipu yang Ketinggalan Zaman]