Yuk Bijak dalam Menggunakan Sosial Media
Friday, November 23, 2018
Dalam beberapa tahun belakangan ini, perkembangan sosial media di Indonesia bisa dibilang sangat berkembang pesat. Dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan berada di urutan ke-4 terbanyak dunia, tentunya sangat menjanjikan bagi para perusahaan sosial media dunia untuk gencar memasarkan produknya di Indonesia. Terlebih lagi, perkembangan internet di tanah air dalam beberapa tahun belakangan ini memang menunjukkan tren yang positif dan perlahan mampu menjangkau hingga pelosok tanah air.
Dengan potensi yang begitu besar tersebut, tentunya kita wajib memanfaatkan sosial media dengan baik dan bijak. Jangan hanya sebagai pasarnya saja, akan tetapi kita juga harus bisa memanfaatkan sosial media dengan sebaik mungkin.
Namun, dalam beberapa tahun belakangan ini, gue ngerasa sosial media menjadi sesuatu hal yang cukup mengerikan. Dimulai dari fitnah, hoax, ujaran kebencian, penipuan, materi tentang pornografi, dan lain sebagainya.
Jika yang membaca di sosial media tidak memfilternya, tentunya hal buruk dari sosial media akan disebarkan kembali kepada teman-temannya, lalu temannya tadi ikut share hal buruk itu kepada teman-temannya lagi. Begitu aja terus sampai menjadi viral. Sangat mengerikan bukan peran sosial media jika tidak digunakan dengan bijak?
Menurut gue pribadi, hal negatif ini karena imbas dari banyaknya pengguna sosial media yang tidak bisa memfilter mana yang baik dan buruk. Maklum aja, dengan populasi indonesia yang banyak dengan berbagai pemikiran, karakter, lingkungan, pendidikan, dan lain sebagainya. Memang sangat mustahil untuk menghilangkan hal buruk di sosial media, tapi gue masih yakin hal tersebut masih bisa diminimalisir. Setuju gengs?
Oh iya, entah kenapa gue kepikiran di tahun 2019 mendatang yang menjadi tahun politik di Indonesia. Penyebaran fitnah, hoax dan ujaran kebencian akan semakin mudah gue temui di berbagai platform sosial media. Sekarang aja, gue udah mulai merasakannya. Ya semoga aja prediksi gue ini salah deh dan semoga tahun politik 2019 mendatang akan menjadi awal kebangkitan Indonesia menuju ke hal baik dalam berbagai bidang. Aamiin....
Baca Juga: Ini Jadinya Jika Pacar Ibarat Sosial Media
Di saat mencari ide tulisan untuk menulis postingan ini, gue menemukan akun instagram @wempydyocytakoto, dalam setiap postingan di instagram pribadi miliknya itu, Wempy Dyocta Koto mengajak bijak bersosmed.
Wempy Dyocta Koto merupakan seorang investor, mentor, pebisnis dan juga motivator yang sudah punya jam terbang tinggi di dalam dan luar negeri. Selain mengajak bijak dalam bersosmed, beliau juga sering memberikan tips bisnis, motivasi dan hal baik lainnya.
Tentunya sebagai orang yang suka dengan dunia bisnis, gue suka dengan konten-konten yang disajikan dalam instagram pribadinya. Salah satu hal baik yang bisa gue temukan di sosial media adalah gue bisa belajar banyak hal sesuai dengan minat gue dan yang pasti itu gratis. Hehehe #AnakEkonomiSejati :D
Oh iya, salah satu konten yang menarik dan mengajak untuk bijak bersosmed di akun tersebut adalah tentang Materi yang dilarang dalam bermedia sosial yaitu meyebar fitnah, ujaran kebencian atas dasar sara, informasi bohong (hoaxs), materi pornografi, dan materi yang tidak sesuai tempat dan waktunya. Dan menurut postingan tersebut, ini sesuai dengan Fatwa MUI Nomor 24 Tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah melalui Media sosial.
Gue setuju banget deh dengan hal itu. Coba bayangin aja deh, jika semua pengguna sosial media bisa menerapkan apa yang udah gue jelasin di atas. Pastinya sosial media akan semakin asyik dan tentunya memiliki nilai tambah bagi penggunanya.
Tentunya gue menulis bijak di sosial media bukan karena paling tau, paling baik, dan paling bijak. Gue cuma gatel dan ingin share aja ke temen-temen pembaca blog gue. Rencananya sih, gue juga pengen ikut berpartisipasi untuk gerakan bijak dalam menggunakan sosial media. Ya semoga tulisan ini dan tulisan lainnya di banyolanesia.com bisa bermanfaat deh. Semoga!
Dengan potensi yang begitu besar tersebut, tentunya kita wajib memanfaatkan sosial media dengan baik dan bijak. Jangan hanya sebagai pasarnya saja, akan tetapi kita juga harus bisa memanfaatkan sosial media dengan sebaik mungkin.
![]() |
Pict by @indonesiabaik.id |
Jika yang membaca di sosial media tidak memfilternya, tentunya hal buruk dari sosial media akan disebarkan kembali kepada teman-temannya, lalu temannya tadi ikut share hal buruk itu kepada teman-temannya lagi. Begitu aja terus sampai menjadi viral. Sangat mengerikan bukan peran sosial media jika tidak digunakan dengan bijak?
Menurut gue pribadi, hal negatif ini karena imbas dari banyaknya pengguna sosial media yang tidak bisa memfilter mana yang baik dan buruk. Maklum aja, dengan populasi indonesia yang banyak dengan berbagai pemikiran, karakter, lingkungan, pendidikan, dan lain sebagainya. Memang sangat mustahil untuk menghilangkan hal buruk di sosial media, tapi gue masih yakin hal tersebut masih bisa diminimalisir. Setuju gengs?
Oh iya, entah kenapa gue kepikiran di tahun 2019 mendatang yang menjadi tahun politik di Indonesia. Penyebaran fitnah, hoax dan ujaran kebencian akan semakin mudah gue temui di berbagai platform sosial media. Sekarang aja, gue udah mulai merasakannya. Ya semoga aja prediksi gue ini salah deh dan semoga tahun politik 2019 mendatang akan menjadi awal kebangkitan Indonesia menuju ke hal baik dalam berbagai bidang. Aamiin....
Baca Juga: Ini Jadinya Jika Pacar Ibarat Sosial Media
Di saat mencari ide tulisan untuk menulis postingan ini, gue menemukan akun instagram @wempydyocytakoto, dalam setiap postingan di instagram pribadi miliknya itu, Wempy Dyocta Koto mengajak bijak bersosmed.
Wempy Dyocta Koto merupakan seorang investor, mentor, pebisnis dan juga motivator yang sudah punya jam terbang tinggi di dalam dan luar negeri. Selain mengajak bijak dalam bersosmed, beliau juga sering memberikan tips bisnis, motivasi dan hal baik lainnya.
![]() |
Foto : Wempy Dyocta Koto |
Oh iya, salah satu konten yang menarik dan mengajak untuk bijak bersosmed di akun tersebut adalah tentang Materi yang dilarang dalam bermedia sosial yaitu meyebar fitnah, ujaran kebencian atas dasar sara, informasi bohong (hoaxs), materi pornografi, dan materi yang tidak sesuai tempat dan waktunya. Dan menurut postingan tersebut, ini sesuai dengan Fatwa MUI Nomor 24 Tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah melalui Media sosial.
![]() |
Pict by @wempydyocytakoto |
Tentunya gue menulis bijak di sosial media bukan karena paling tau, paling baik, dan paling bijak. Gue cuma gatel dan ingin share aja ke temen-temen pembaca blog gue. Rencananya sih, gue juga pengen ikut berpartisipasi untuk gerakan bijak dalam menggunakan sosial media. Ya semoga tulisan ini dan tulisan lainnya di banyolanesia.com bisa bermanfaat deh. Semoga!