Dimana keadilan di Indonesia?
Saturday, July 29, 2017
Sudah hampir 72 tahun Indonesia merdeka. Tapi nyatanya masih begitu banyak masalah yang yang pelik. Padahal Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. Gue udah pernah bahas ditulisan ini.
[Baca Juga: 4 Hal yang Bikin Gue Yakin Orang Indonesia itu Luar Biasa]
Salah satunya masalah yang gue amati menurut sudut pandang gue sih tentang keadilan.
Agak berat sih yang gue bahas kali ini. Tapi sebagai warga negara yang baik yang taat bayar pajak pas lagi ada pemutihan. Rasanya gue harus mengungkapkannya disini. Masih banyak segelintir orang yang menanggapnya sebelah mata. Padahal mereka juga bagian dari Indonesia yang dulu juga (mungkin) ikut berperan dalam kemerdekaan Indonesia. Dimana keadilan itu? #Halah :D
Fiuh! Langsung aja deh. :)
1. Pedagang Kaki Lima
Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah salah satu contoh kurang seriusnya pemerintah untuk menciptakan keadilan. Mereka juga warga negara Indonesia, bung!
Pernah mikir gak lo apa yang gak adil terhadap mereka? Gak tau? Dasar gak peka lo! :D
Begini, coba bayangin apa yang mereka dapatkan jika membeli sepatu atau sendal? Ya, pastinya cuma dapet sepasang. Padahal mereka memiliki 5 kaki. Dimana keadilan dan keseriusan terhadap mereka?
Serius, gak ada rasa adil. Mereka gak bisa sama dengan yang lainnya. Ya, mereka hanya cuma dapat sepasang. padahalkan mereka memiliki 5 kaki yang seharusnya juga memakai sepatu atau sendal.
Rasanya kita harus mulai serius dalam memberi peraturan yang dibuat khusus dengan manusia istimewa seperti mereka, pedagang kaki lima. :D
2.Buaya
Nah, kemaren gue chatingan sama pemimpin buaya yang yang ada di Indonesia. Mereka bakalan demonstrasi besar-besaran kayak mahasiswa-mahasiswa yang biasa teriak-teriak di jalanan. Para Buaya ini katanya pengen menggugat Indonesia.
Kenapa?
Mereka merasa diperlakukan gak adil seperti binatang lain yang hidup harmonis di Indonesia. Padahal dulu mereka juga sama-sama berjuang membela tanah air. Tapi, belakang ini mereka malah diperlakukan gak adil.
Buaya adalah binatang paling setia, karena semasa hidupnya buaya hanya melakukan pernikahan sekali seumur hidup. *Jangan tanya nikahnya kayak mana ya? Hehe
Tapi faktanya kita sebagai manusia yang lebih cerdas malah menjudge dengan sebutan Buaya Darat. Perumpamaan untuk pria yang tidak setia dengan pasangan.
Miris sekali, bung!
Buaya itu makhluk setia tapi kita menjudge perumpaan yang menyayat hati para buaya. Gak percaya buaya makhluk setia? Coba aja search google bro.
Fakta lain yang mendukung ini adalah dalam tradisi pernikahan adat Betawi.
Apa alasan dan filosofinya Roti Buaya dalam setiap pernikahan Adat Betawi?
Kan banyak bentuk roti-roti yang lain yang lebih gede, empuk dan menggoda. Misal Roti Macan kemayoran gitu (Klo ada sih :D). The Jak banget dah. haha
Ya, itu dikarenakan Roti Buaya melambangkan Kemapanan dan kesetiaan. Roti adalah lambang kemapanan, dan Buaya adalah lambang kesetiaan. BOOM!
Jadi, Buat lo yang masih ngatain buaya darat ke pria yang gak setia. Harusnya lo mulai sadar. Itu perlakuan yang gak adil, karena mereka juga ingin diperlakukan adil dan dihargai layaknya binatang. Selain itu, kita juga menyakiti hati buaya itu. :)
3. Ayam
Setelah buaya menggugat, sekarang giliran Pasukan Ayam yang siap menggugat dan siap turun ke jalan. Gak kebayang klo Buaya dan Ayam beneran berkolaborasi untuk demo di depan gedung DPR. Lebih rusuh dari tragedi 1998. Ngeri uy!
Mereka menggugat dengan alasan tidak diperlakukan adil dan tidak dihargai sebagai unggas yang paling dekat dengan manusia. Kita sebagai manusia tidak memiliki hati nurani. Bayangkan, tolong bayangkan!
Mereka (Ayam) mengandung hingga bisa bertelur itu diperjuangkan dengan sekuat tenaga, bahkan taruhannya nyawa untuk bisa menghasilkan telur. Etapi setelah bertelur, telur yang mereka hasilkan langsung diambil manusia untuk dikonsumsi. Mereka rela dan gak mempermasalahkan itu.
Tapi yang gak rela saat kita goreng dan membuat Telur Mata Sapi. Inilah yang menyayat hati Kaum Ayam. Ibarat lo hamil dan setelah anak lo lahir, langsung diambil dan dirubah identitas asli n sejarah anak itu. Sakit gak tuh?
Telur Mata Sapi? Hah, nama makanan yang mencirikan kita sebagai manusia gak punya hati nurani. Padahal Ayam gak pernah selingkuh sama sapi, tapi kenapa itu jadi seperti darah daging sapi. Kenapa?
Buat lo yang masih sering buat Telur Mata Sapi. Yuk rubah jadi Telur Mata Ayam, karena memang itu murni darah daging ayam. 100% gue yakin klo Ayam dan Sapi gak pernah selingkuh, apalagi kumpul kebo. *Wadaw, kebo gak usah dilibatin lagi dah. Oke. :)
So, yuk berlaku adil sama Ayam. Mereka juga pengen dihargai, jangan sampe mereka demo. Mengerikan!
* * *
Plis jangan baper, karena nanti kamu bakalan laper. Hehe.
Udah lama gak buat postingan sih. Jadi apa aja deh, yang penting gak sepi. Hati udah sepi, yo mosok blog juga sepi. Hiks.
[Baca Juga: 4 Hal yang Bikin Gue Yakin Orang Indonesia itu Luar Biasa]
Salah satunya masalah yang gue amati menurut sudut pandang gue sih tentang keadilan.
Agak berat sih yang gue bahas kali ini. Tapi sebagai warga negara yang baik yang taat bayar pajak pas lagi ada pemutihan. Rasanya gue harus mengungkapkannya disini. Masih banyak segelintir orang yang menanggapnya sebelah mata. Padahal mereka juga bagian dari Indonesia yang dulu juga (mungkin) ikut berperan dalam kemerdekaan Indonesia. Dimana keadilan itu? #Halah :D
Fiuh! Langsung aja deh. :)
1. Pedagang Kaki Lima
Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah salah satu contoh kurang seriusnya pemerintah untuk menciptakan keadilan. Mereka juga warga negara Indonesia, bung!
Pernah mikir gak lo apa yang gak adil terhadap mereka? Gak tau? Dasar gak peka lo! :D
Begini, coba bayangin apa yang mereka dapatkan jika membeli sepatu atau sendal? Ya, pastinya cuma dapet sepasang. Padahal mereka memiliki 5 kaki. Dimana keadilan dan keseriusan terhadap mereka?
Serius, gak ada rasa adil. Mereka gak bisa sama dengan yang lainnya. Ya, mereka hanya cuma dapat sepasang. padahalkan mereka memiliki 5 kaki yang seharusnya juga memakai sepatu atau sendal.
Rasanya kita harus mulai serius dalam memberi peraturan yang dibuat khusus dengan manusia istimewa seperti mereka, pedagang kaki lima. :D
2.Buaya
Nah, kemaren gue chatingan sama pemimpin buaya yang yang ada di Indonesia. Mereka bakalan demonstrasi besar-besaran kayak mahasiswa-mahasiswa yang biasa teriak-teriak di jalanan. Para Buaya ini katanya pengen menggugat Indonesia.
Kenapa?
Mereka merasa diperlakukan gak adil seperti binatang lain yang hidup harmonis di Indonesia. Padahal dulu mereka juga sama-sama berjuang membela tanah air. Tapi, belakang ini mereka malah diperlakukan gak adil.
Buaya adalah binatang paling setia, karena semasa hidupnya buaya hanya melakukan pernikahan sekali seumur hidup. *Jangan tanya nikahnya kayak mana ya? Hehe
Tapi faktanya kita sebagai manusia yang lebih cerdas malah menjudge dengan sebutan Buaya Darat. Perumpamaan untuk pria yang tidak setia dengan pasangan.
Miris sekali, bung!
Buaya itu makhluk setia tapi kita menjudge perumpaan yang menyayat hati para buaya. Gak percaya buaya makhluk setia? Coba aja search google bro.
Fakta lain yang mendukung ini adalah dalam tradisi pernikahan adat Betawi.
Apa alasan dan filosofinya Roti Buaya dalam setiap pernikahan Adat Betawi?
Kan banyak bentuk roti-roti yang lain yang lebih gede, empuk dan menggoda. Misal Roti Macan kemayoran gitu (Klo ada sih :D). The Jak banget dah. haha
Ya, itu dikarenakan Roti Buaya melambangkan Kemapanan dan kesetiaan. Roti adalah lambang kemapanan, dan Buaya adalah lambang kesetiaan. BOOM!
Jadi, Buat lo yang masih ngatain buaya darat ke pria yang gak setia. Harusnya lo mulai sadar. Itu perlakuan yang gak adil, karena mereka juga ingin diperlakukan adil dan dihargai layaknya binatang. Selain itu, kita juga menyakiti hati buaya itu. :)
3. Ayam
Setelah buaya menggugat, sekarang giliran Pasukan Ayam yang siap menggugat dan siap turun ke jalan. Gak kebayang klo Buaya dan Ayam beneran berkolaborasi untuk demo di depan gedung DPR. Lebih rusuh dari tragedi 1998. Ngeri uy!
Mereka menggugat dengan alasan tidak diperlakukan adil dan tidak dihargai sebagai unggas yang paling dekat dengan manusia. Kita sebagai manusia tidak memiliki hati nurani. Bayangkan, tolong bayangkan!
Mereka (Ayam) mengandung hingga bisa bertelur itu diperjuangkan dengan sekuat tenaga, bahkan taruhannya nyawa untuk bisa menghasilkan telur. Etapi setelah bertelur, telur yang mereka hasilkan langsung diambil manusia untuk dikonsumsi. Mereka rela dan gak mempermasalahkan itu.
Tapi yang gak rela saat kita goreng dan membuat Telur Mata Sapi. Inilah yang menyayat hati Kaum Ayam. Ibarat lo hamil dan setelah anak lo lahir, langsung diambil dan dirubah identitas asli n sejarah anak itu. Sakit gak tuh?
Telur Mata Sapi? Hah, nama makanan yang mencirikan kita sebagai manusia gak punya hati nurani. Padahal Ayam gak pernah selingkuh sama sapi, tapi kenapa itu jadi seperti darah daging sapi. Kenapa?
Buat lo yang masih sering buat Telur Mata Sapi. Yuk rubah jadi Telur Mata Ayam, karena memang itu murni darah daging ayam. 100% gue yakin klo Ayam dan Sapi gak pernah selingkuh, apalagi kumpul kebo. *Wadaw, kebo gak usah dilibatin lagi dah. Oke. :)
So, yuk berlaku adil sama Ayam. Mereka juga pengen dihargai, jangan sampe mereka demo. Mengerikan!
* * *
Plis jangan baper, karena nanti kamu bakalan laper. Hehe.
Udah lama gak buat postingan sih. Jadi apa aja deh, yang penting gak sepi. Hati udah sepi, yo mosok blog juga sepi. Hiks.