Dulu Seperjuangan, Sekarang Sebunuhan!
Thursday, March 17, 2016
Cerita
ini di mulai hari senin pagi kemarin, tepatnya tanggal 14 Maret 2016. Kejadian
ini bermula saat meja di kamar gue bergetar. Bergetar bukan karena gempa, bukan
kok. Ini karena HP gue ada pesan singkat. Gue dengan lembut membuka HP satu
persatu.
Setelah membacanya, gue spontan jungkir balik di kasur. Gue girang, ya sangat girang karena pesan singkat tadi dari nomor perusahaan yang gue tuju, tepatnya salah satu bank swasta yang lagi berkembang pesat dengan inisial CIMB-Niaga. Isinya si hari selasa gue di suruh tes selanjutnya. Pastinya seneng dong bisa masuk ke tahap selanjutnya. Kembali jungkir balik dan salto di kasur dan akhirnya kepentok di tembok.
Namun,
di satu sisi gue bingung karena belum memiliki pengalaman untuk tes ini.
Sebagai seorang blogger, gue pun berharap ada temen-temen sesama blogger yang share
tentang pengalaman megikuti tes di bank yang gue jelaskan di atas. Dengan
bantuan kakek google, gue menemukan beberapa pengalaman yang bikin gue ngangguk
angguk mengiyakan setiap ceritanya. Semakin bercerita semakin gue minder,
karena jelas yang terpilih adalah yang benar-benar berkualitas. GUE? Apanya
yang berkualitas ya! Mungkin salah satu kualitas yang gue miliki adalah
pengangguran dengan akreditasi A dan sudah bersertifikat SNI. haha
* * *
Singkat
cerita, hari selasa pun tiba. Pagi harinya dengan sangat tidak biasa gue mandi
pagi. Anjirrr... dingin banget! Efek udah terlalu lama mandi pagi ya gini...
Setelah
mandi, gue langsung mempersiapkan berkas yang mereka minta. Harap-harap cemas, namun
gue selalu berpikir positif klo gue bisa, ya gue bisa!
Gue
melihat jam, dan waktu menunjukkan jam 7 pagi. Ya memang gue tes di sesi kedua,
di undangan via HP menunjukkan pukul 11 siang. Tapi gue harus berangkat pagi.
Karena perjalanan dari rumah gue ke tempat tujuan cukup jauh. Dengan kecepatan
rata-rata 60km/jam mampu membuat gue sampe tempat tujuan dalam 1 jam 30 menit.
Gue bukan gak bisa ngebut, tapi pesen orang tua. Gak boleh ngebut-ngebut di
jalan. Gue kan anak baik-baik, harus patuh sama orang tua. Haha *Ngeles karena
gak berani ngebut... hehe
Selain
itu, kenapa gue harus berangkat pagi. Gue mau ngeprint dan copy berkas-berkas.
Gue takut mati lampu atau hujan deres. Beberapa hari belakang, ini sering
terjadi di daerah gue. Klo gue kedapatan belum ngeprint berkas atau fotocopy.
Sama aja gue udah mati sebelum berperang... amsyong pokoknya...
Setelah
semua keperluan siap. Gue pun bergegas berangkat dengan si Vega. Motor
kesayangan gue. *Kecup basah untuk si Vega... ^_^
Beberapa
menit kemudian, gue sampe tempat tujuan sekitar jam 10an. Gue udah selesai
ngeprint dan copy berkas. Gue akhirnya berhenti di salah satu tempat parkiran.
Gue yakin ini tempatnya, namun hati gue sedikit resah mendesah apakah gedung
ini yang dijadikan tempat tes. Agar hati gue tenang, gue pun tanya sama satpam
di tempat parkiran.
“Pak...
ini bener aula A ya? tempat tes bank?” Tanya gue.
“Bukan
mas... di sebelah sana yang tempat tes bank.” Jawab satpam sambil menunjukkan
tempat.
“Anjirrr...
Gue salah!! Pertanda apakah ini!!” Pikiran gue pun berbicara seperti tidak ada
yang mengendalikan. Karena malu, gue pun akhirnya permisi untuk menuju tempat
tes.
Akhirnya
gue sampe tempat tujuan. Gue parkir di bawah pohon yang rindang. Gue gak tau
jenis pohonnya apa. Tapi dari yang gue liat pohon ini memiliki batang, daun dan
ranting. *Yaiyalah! Semua pohon juga kayak gitu.
Setelah
parkir motor. Gue bingung harus kemana. Akhirnya gue beranikan bertanya ke
salah satu peserta tes. Gue bisa yakin itu peserta tes, itu terlihat di jidat
mereka terdapat huruf P alias pengangguran. Haha
Dari
penjelasan peserta tes, gue harus mengantri untuk absensi dan menyerahkan
berkas-berkas. Baru setelah itu, tes di ruangan. Saat gue mengantri, tiba-tiba
ada yang memanggil gue dari kejauhan. Gue pun menoleh ke sumber suara dan
ternyata itu temen sekampus. Lebih tepatnya lagi teman sekelas saat berjuang
bersama ngerjain yang namanya SKRIPSI. Seperti layaknya teman lama yang jarang
bertemu. Gue melepas rindu dengan temen, sebut saja si Roni (nama gue samarkan).
Baru
beberapa saat gue ngobrol. Gue dikejutkan temen-temen seperjuangan berada
disini. Kira-kira berjumlah 10 lah. Anjir banget, klo mikir dulu kita semua
saling support dalam berjuang untuk meraih sarjana, namun sekarang kita
bagaikan musuh yang saling menikam, bahkan saling membunuh!
Beberapa
saat kemudian. Panitia dari pihak bank memberikan informasi, sesi kedua akan
segera di mulai. Dengan berdesak-desakan gue jalan menuju pintu utama. Kami
(peserta tes) layaknya musuh yang saling sikut, saling tendang, kami seperti
hewan buas yang kelaparan. Mengenaskan sekali!
Kurang
lebih ada hampir 200 orang yang hadir. Gue lihat kanan kiri, temen seperjuangan
gue menghilang. Mungkin sudah saatnya kita (gue dan temen seperjuangan) menjadi
musuh dan saling bunuh.
Saat
sudah di dalam, gue gak langsung tes. Melainkan ada penjelasan tentang
perusahaan bank tersebut. Ya sejenis promosi yang di kemas kayak kuliah umum atau
seminar gitu lah. Gue sampe ngantuk dengerinnya (efek otak udah lama gak mikir,
jadinya lemot dan akhirnya ngantuk deh).
Beberapa
menit kemudian. Tepat jam setengah 12 siang. Akhirnya tes di mulai dengan soal
psikotest. Jujur psikotest ini bisa dibilang gue bisa dan yakin bener. Namun
lama kelamaan liat soal. Mata gue pusing, perut gue mumet apalagi di dukung
suhu udara yang panas. Efek AC mati karena mati lampu. Mungkin tuhan mendengar
doa gue kali ya, selang gue ngeluh tiba-tiba hujan deres dengan sederes-deresnya.
Suhu ruangan pun dingin seketika. Setelah gue selesai mengerjakan soal, panitia
pun memberikan bahwa waktu telah usai.
Gue
enjoy dan optimis bisa masuk. Sampe akhirnya soal kedua pun muncul. Soal yang
memupus optimisme gue. Ya kali ini soal bahasa inggris. Apalagi ada jenis soal
structure, klo reading and vocabulary si masih bisa dikit-dikit. Klo jenis soal
structure, gue ampun-ampun deh... #RIPenglish...
Hujan
samakin deras, listrikpun sudah menyala yang membuat ruangan semakin dingin
dengan AC yang kembali menyala. Namun itu semua seoalag tidak mampu berbuat
banyak. Karena gue takluk oleh bahasa inggris, utamanya jenis soal structure.
Saat
gue masih kurang 7 soal yang di isi. Tiba-tiba terdengar bahwa waktunya habis.
Dengan spontan gue mengisi semua. Entah apa yang gue isi. Ya minimal gue berharap
semoga keberuntungan hari itu berpihak pada gue. Semoga!
Setelah
semua terkumpul, panitia memberitahu bahwa pengumuman akan segera di pasang di
pintu utama, sekitar jam 4 sore. Gue liat jam menunjukkan pukul 2 siang, gue
bergegas untuk solat zuhur dan di lanjutkan makan.
Jam
4 akhirnya datang juga. Gue liat langsung ke depan pintu ada beberapa lembar
kertas. Gue liat tidak ada nama gue dan temen-temen gue. Gue sedih karena gue
dan temen gak ada yang masuk. Tiba-tiba temen gue bilang, itu pengumuman untuk
sesi pertama. Untuk sesi kedua bentar lagi katanya. Gue sedikit tenang dan
berdoa kembali.
Tiba
waktunya pengumuman sesi kedua di tempel. Gue dengan antusias melihat itu.
Terlihat banyak sekali muka-muka kecewa setelah melihat itu. Gue pun mencari
nama gue, dan kembali tidak ada gue. Namun ada nama temen gue disana berjumlah
2 orang.
Hari
itu gue belajar tentang sikap manusia (terutama gue). Bila gue dan temen-temen
gue gak lulus gue sedih, namun bila temen gue lulus tanpa gue. Gue lebih sedih
lagi.
Setelah
itu gue langsung pulang menuju rumah dengan membawa kekecewaan.
[Baca juga : Sedia Payung Sebelum Hujan itu SALAH BESAR!]